Gangguan fungsi kemih sebenarnya bisa dikurangi dengan berbagai cara.
Salah satunya dengan mengurangi konsumsi minuman yang mengandung
kafein, alkohol, serta obat-obatan.
“Kafein memiliki zat yang dapat memacu detak jantung serta
meningkatkan produksi urine,” kata Mulyadi Tedjapranata, dokter Klinik
Medizone di Apartemen Taman Kemayoran, Jakarta Pusat.
Menurut Mulyadi, upaya pencegahan gangguan
kemih sejatinya bisa dilakukan sedini mungkin. Beberapa cara yang bisa
dilakukan adalah membiasakan untuk tidak menahan keinginan untuk buang
air kecil. Bagi anak-anak, melakukan latihan buang air kecil atau
toileting assistance bahkan sudah harus dilakukan sejak anak-anak
berusia di bawah lima tahun atau balita.
Cara lain yang efektif adalah menghindari penggunaan kloset duduk.
Penggunaan kloset duduk dalam jangka panjang akan memperbesar risiko
terjadi infeksi saluran kencing yang bisa menyebabkan terjadinya
gangguan berkemih. Pasalnya, permukaan toilet umumnya menjadi perantara
penyebaran kuman. Penggunaan toilet jongkok justru lebih baik.
Pasalnya, ini akan membuat pengguna tidak bersentuhan langsung dengan
permukaan toilet sehingga lebih higienis. “Apalagi, jika kerap memakai
fasilitas toilet umum, toilet jongkok lebih baik,” ujar dia.
Tak hanya itu, penggunaan kloset duduk juga membuat otot saluran
kencing bekerja lebih keras saat mengejang atau mengeluarkan urine.
Dalam tahap ringan, infeksi saluran kemih biasanya ditandai dengan
anyang-anyangan atau keluarnya air seni yang tak tuntas, sakit perut
bagian bawah, serta rasa sakit saat akhir buang air kecil.
Kondisi ini tentu mengganggu aktivitas kita. Bahkan, kalau dibiarkan
berlarut, ini bisa menimbulkan infeksi pada saluran kencing, gangguan
psikososial seperti depresi dan gangguan tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar